Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini
berarti pihak yang terlibat (dosen dan guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan
pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan
masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan
benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
Makalah ini membahas bagaimana
implementasi penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kualitas pembelajaran
yang mencakup diagnosis dan penetapan masalah yang ingin diselesaikan, bentuk
dan skenario tindakan, pengembangan instrumen untuk mengukur kebehasilan
tindakan, serta prosedur analisis dan interpretasi data penelitian.
A. Diagnosis dan Penetapan
Masalah
Masalah PTK yang merupakan penelitian
kolaborasi antara dosen dan guru di sekolah hendaknya berasal dari
persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Oleh karena itu,
diagnosis masalah hendaknya tidak dilakukan oleh dosen lalu “ditawarkan” kepada
guru untuk dipecahkan tetapi sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh dosen dan
guru. Pada kenyataannya dosen dapat mengajak guru untuk berkolaborasi melakukan
PTK dan menanyakan masalah-masalah apa yang dihadapi guru yang mungkin dapat
diteliti melalui PTK. Guru yang telah berpengalaman melakukan penelitian
tindakan kelas mungkin dapat langsung mengatakan permasalahan yang dihadapinya
yang mungkin dapat diteliti bersama dan kemudian membahas masalah tersebut
dengan dosen.